SEPUCUK SURAT UNTUK AYAH DARI ANAKKU
Ayah... terus terang bunda takut bunda lupa. Suatu saat nanti saat hati bunda sudah tenang dan waktu sudah berlalu, bunda takut nggk bisa ingat semua kenangan kemarin. Biar tulisan ini jadi jejak kalau ayah selalu ada di hati bunda dan nggak tergantikan.
ayah: "oke."
Karena ayah panas terus, akhirnya kita ke RS dengan harapan ayah sembuh. Sama sekali nggk menyangka kalau sakit ayah separah itu. Tapi ayah kelihatan kuat. Bahkan sampai di ruangan dengan nafas yang sulit, ayah tetap kuat. Bunda masih yakin ayah sembuh. Bunda kasih ayah semangat terus, "ayah kuat ya?" "Iya ayah kuat." Begitu terus sampai malam datang. Tiba2 ayah batuk dan batuknya keluar darah biarpun nggk banyak, bunda panik. Lalu ayah bilang "Bun, ayah nggak kuat." dengan tangis yang hampir pecah bunda bilang "Ayah kok bilang gt? Ayah kuat kan? Katanya mau nyekolahin yuna, katanya mau jalan2, ngajarin bunda nyetir? Ayah kuat ya?" Sambil elus2 dada ayah. Trs ayah jawab "iya ayah kuat." Bahkan dengan kondisi nafas yg saturasi hanya 60. Ayah bertahan sampai esok hari di RS.
Dengan kondisi ayah kesulitan nafas bunda cuma bisa bolak balik keruang perawat dan minta tolong. Tapi jawaban sama, pihak RS sudah memberi oksigen paling besar yg ada. Jd hanya bisa berdoa dan menunggu ada ruang ICU. Biarpun jawabannya sama, bunda tetap nggak tega dan bolak balik kesana. Sampai bunda minta maaf ke perawat, mohon jangan capek sy repoti terus ya mbak. Pasien ini lho masih kuat mbk dengan kondisi demikian, tetap semangat bertahan.
Alhamdulillah dengan kondisi tsb ayah masih bisa lancar mengucap istighfar, laailaha illallah, laahaulawalakuwwataillabillah. Sama sekali nggk mengira ayah bakal pergi.
Sampai akhirnya pagi datang di hari ketiga, dengan kondisi kami berdua tidak tidur. Bisa bayangkan bunda yg nggk sakit aja rasanya lelah, apalagi ayah dengan kondisi kesulitan bernafas dan tidak tidur. Selama sakit ayah nggk mau vcall, apalagi sm anak kita, ayah nggk mau dia lihat kondisinya. lalu setelah dibujuk, akhirnya ayah mau vcall dengan keluarga, tanpa si kecil. Kami vcall bersama dengan kluarga yang memberi semangat. Meskipun berusaha tegar, melihat keluarga di telpon rasanya nggk bisa menahan tangis. Tetap bunda jawab dengan ceria meskipun sambil nangis.
Lalu tiba kabar kalau ayah akan segera berangkat untuk dirujuk ke RS yg sudah ada ICU. Padahal sebelumnya ayah sudah pasrah disini aja sampai dapat ICU di RS yg sama karena kondisi yg sangat lemah. Setelah konfirmasi dengan keluarga akhirnya kita berangkat, meskipun dengan pilihan yg sangat sulit. Dibiarkan menunggu tanpa kepastian atau berangkat tp beresiko di perjalanan karena saturasi yang sangat kecil.
Allahumma firlahu warkhamhu waafii wa'fuanhu
Semoga ayah tenang disana, diampuni dosanya, dilapangkan kuburnya, Alfatihah 🤲
Komentar
Posting Komentar